
Lihatlah negeri kita
Yang subur dan kaya raya
Sawah ladang terhampar luas
Samudera biru
Tapi rataplah negeri kita
Yang tinggal hanyalah cerita
Cerita dan cerita, terus cerita...
Pengangguran merebak luas
Kemiskinan merajalela
Pedagang kaki lima tergusur teraniaya
Bocah-bocah kecil merintih
Melangsungkan mimpi di jalanan
Buruh kerap dihadapi penderitaan
Inilah negeri kita
Alamnya kelam tiada berbintang
Dari derita dan derita menderita
Sampai kapankah derita ini
Yang kaya darah dan air mata
Yang senantiasa mewarnai bumi pertiwi
Dinodai Dikangkangi Dikuasai Dijajah para penguasa rakus
Seperti lirik lagu Marjinal diatas, itulah pandangan kami terhadap perkembangan Reformasi yang diteriaakan pada pertengahan Mei 1998 sampai sekarang. Meskipun telah banyak memakan korban pada reformasi waktu itu, tuntutan terhadap butir-butir Pancasila pun masih nihil, terutama pada sila ke-lima yang berbunyi "keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia".
Bukankah pada sila kedua tertulis dengan jelas "kemanusiaan yang adil dan beradab". Lalu dimana keadilan dan adab itu? Akhir-akhir ini pemerintah membagi-bagikan tabung gas yang
Pada intinya kami tidak melihat perkembangan dari tahun ke tahun. Semoga Negeri ini benar-benar sebuah Negeri dan bukan hanya sebatas negri-negri, memiliki pemimpin yang benar-benar dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

postingan ini merupakan wujud solidaritas dalam rangka posting kolaborasi yang diadakan oleh sahabat blogger TRIMATRA
by : R24 Community
2 komentar:
Reformasi jaman sekarang memang hanya berisi janji-janji tanpa bukti.
masa reformasi sudah berjaLan, namun peLaksanaannya beLum signifikan. entah mau dibawa kemana bangsa ini.
saLam koLaborasi.
Posting Komentar
Silakan tinggalkan komentar anda di sini. Diharapkan penggunakan link pada nama anda agar kami bisa berkunjung balik ke blog anda, bukan tautan link pada kotak komentar.
No Porn, No Spam
Maaf, komentar yang bernada Spam/Sara akan kami hapus.
Thanks... ^^,